Terimakasih atas kunjungannya.....

Pada halaman ini saya akan menuangkan sedikit cerita yang tidak saya muatkan judulnya,  menurut saya menarik untuk di bagikan sebagai awal perkenalan .. .

Mangga..

Alkisah...
Diceritakan bahwa pada tanggal 7 bulan 7 tahun 1989 silam sebuah keluarga mendapatkan sebuah karunia yang amat luar biasa, amanah yang akan mengisi hari hari mereka menjadi lebih ceria. Sebut saja dia “Dede”, adalah tradisi sebuah panggilan yang biasa dilontarkan oleh sang ibu sebagai panggilan anak keduanya. Maksudnya adalah agar membiasakan sikaka atau si teteh (sunda) yang menjadi anak pertamanya itu bisa sayang sama adenya.

Atas kerja keras dan kasih sayang yang tak pernah mengerucut sedikitpun, bayi mungil itu tumbuh dan berkembang seperti halnya makhluk kecil lainnya. Dede lah nama kecil yang sangat familiar untuk menyapa dan memanggil bocah itu dikeluarganya. Begitupun dengan teman-teman kecilnya menggunakan sapaan yang sama kala akan bertegur sapa.

Banyak kisah menarik dan tak terlupakan yang dialami seseorang semasa kecilnya. Begitupun yang terjadi dengan bocah kecil yang sebetulnya diberi nama Abdurouf Fauzi Mulyana itu. Saking terbiasanya dipanggil Dede, anak itu semakin familiar dan sudah tidak terpisahkan lagi dengan nama panggilan yang biasa di arahkan oleh seorang kakak perempuan yang setiap harinya menghibur sepasang Ibu dan bapak yang akrab mereka panggil dengan sebutan Umi dan Bapak.

Bocah kecil ini pun kala itu semakin tumbuh dengan baik dimana ia saat itu juga mulai merasakan apa yang saudara perempuannya rasakan  saat kehadirannya ke alam dunia ini. Keluarga yang biasa hari-harinya diisi dengan dua makhluk kecil yang cukup aktif itu telah kedatangan anggota keluarga baru. Bayi mungil yang lucu saat itu telah menjadi bagian dan menggeser posisi sibungsu. Akan tetapi tidak dengan panggilan nama yang ia dapat, panggilan Dede itu tidak beralih tahta kepada bayi baru tersebut.

Sejalannya waktu, bocah laki-laki itu semakin tumbuh seperti apa yang terjadi pada anak seusianya. Tiba saatnya bocah itu akan menapakan kaki dan melukiskan sejarah baru dalam kehidupannya. Saat itu ia berumur ± 5tahun, meskipun belum memenuhi standar usia minimal mengikuti dunia pendidikan formal, berkat seseorang kepala sekolah dasar (yang saat itu menjadi salah satu sekolah paling ramai diminati didesa itu) yang juga merpukan kakek dari bocah yang akrab di sapa Dede itu, maka ia dengan mudah bisa bersekolah. Bocah itu mulai beradaptasi dengan lingkungan yang biasa disebut dengan dunia pendidikan, dunia dimana ia akan mulai mengenal membaca dan menulis.

Tidak dirumah, dilingkungan ia main, disekolah, dan hampir  semua orang yang mengenalnya menyapanya dengan sapaan panggilan yang sama. Sampai pada akhirnya sang kakek yang pada saat itu menjabat sebagai kepala sekolah dimana ia sekolah pun memanggilnya dengan sebutan Dede. Ternyata sapaan panggilan itu menjadi salah satu nama yang seperti melekat dan semakin menguat kala ia mendapatkan buku raport pertamanya. Entah bagaimana itu bisa terjadi, tapi saat pembagian raport itu tiba, saat ia belum sepenuhnya faham dengan arti tulisan yang ada dalam buku raport itu terpanggilah sebuah nama yang seolah baru ditelinganya yaitu nama depan dari nama yang sempat diberikan kepadanya yaitu “Abdurouf “ yang padahal itu adalah nama ia sebenarnya. Saking terbiasanya dengan sapaan yang sudah mendarah daging itu, seolah telah mengalihkan bocah pemilik nama Abdurouf Fauzi Mulyana itu tidak mengenali namanya sendiri dengan baik. Dan kemungkinan karena alasan itu pula, sapaan itu termuat dalam buku raport pertamanya yang tentunya pengaruhnya akan selalu ada saat pencatuman nama.

Layaknya pelajar sekolah dasar, Masa-masa pendidikannya saat itu sudah mencapai tahapan ujian akhir yang berarti dunia kanak-kanaknya akan segera ia lewatkan. Tibalah saat-saat yang ditunggu oleh bocah itu dan anak-anak lain yang tak lain adalah rombongan pelajar sekolah dasar, dimana mereka telah dapat menyelesaikan tahapan pendidikannya, mereka akan mendapatkan selembar kertas yang berisikan namanya dan menjadi sebuah bukti ketercapaian hasil belajarnya selama ini. Ijazah yang mereka nantikan saat itu sudah didepan mata dan akan menjadi syarat saat itu yang tidak menjadi topik cerita kali ini. akan tetapi, lagi-lagi soal nama, DEDE ABDUROUF adalah sebuah nama yang tertulis dengan tulisan tangan rapih khas ijazah yang berada ditangan bocah yang kini akrab dipanggil Rouf atau Dede. Nama yang tertulis di ijazah tersebut mengindikasikan nama pemilik dari selembar kertas berharga itu. Dimana sejak saat itu sampai kini dan nanti ia resmi sebagai pemilik nama tersebut.

............

 


 
;